PEMBENTUKAN SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA - MI MUHAMMADIYAH 8 Dan SMP MUHAMMADIYAH 19 KEBALAN KULON

Lamongan, 15 April 2025

Pembentukan SPAB ini dilandasi oleh kebutuhan mendesak untuk melindungi warga sekolah—terutama peserta didik—dari risiko bencana alam maupun non-alam yang kerap melanda berbagai wilayah di Indonesia. Dengan posisi geografis yang rawan terhadap gempa bumi, banjir, longsor, hingga erupsi gunung berapi, sekolah perlu dipersiapkan tidak hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai pusat keselamatan dan edukasi kebencanaan.

Tujuan Pembentukan SPAB

SPAB dibentuk dengan sejumlah tujuan utama, antara lain:

• Meningkatkan perlindungan bagi warga sekolah melalui berbagai strategi mitigasi dan kesiapsiagaan bencana.
• Menjamin keberlangsungan proses belajar mengajar, baik dalam situasi normal maupun saat terjadi bencana.
• Membangun budaya sadar bencana di kalangan peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan.
• Mendorong partisipasi aktif sekolah dan masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana (PRB).

Kegiatan dan Program

Dalam rangka pembentukan SPAB pada 15 April 2025, sejumlah kegiatan telah dilakukan, di antaranya:

• Pelatihan dan simulasi evakuasi bencana di sekolah-sekolah.
• Penyusunan dokumen rencana kontinjensi dan peta risiko bencana di lingkungan sekolah.
• Workshop integrasi pendidikan kebencanaan ke dalam kurikulum.
• Penilaian kelayakan infrastruktur sekolah berdasarkan standar bangunan aman bencana.
• Pembentukan tim siaga bencana di tingkat sekolah.

Melalui pembentukan SPAB ini, diharapkan seluruh satuan pendidikan di Indonesia dapat menjadi garda terdepan dalam menciptakan generasi yang tangguh, peduli lingkungan, dan siap menghadapi bencana.

Pembentukan SPAB pada 15 April 2025 bukanlah akhir, tetapi awal dari transformasi besar dalam sistem pendidikan Indonesia—sekolah yang aman, inklusif, dan siap menghadapi tantangan zaman